Panca Pandawa Adalah 5 Orang Bersaudara Yang Beristrikan

Panca Pandawa Adalah 5 Orang Bersaudara Yang Beristrikan

Bos perusahaan energi tempati peringkat 2 dan 3

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Peringkat kedua dalam daftar orang terkaya Indonesia versi terbaru dari Forbes ditempati oleh Prajogo Pangestu. Dia adalah taipan petrokimia dan energi.

Harta kekayaan Prajogo turun 25 persen menjadi 32,5 miliar dolar AS atau setara Rp520 triliun. Penurunan tersebut sebagian besar disebabkan oleh penyesuaian valuasi perusahaan energi panas bumi miliknya, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), yang terdampak oleh volatilitas saham.

Taipan batu bara Low Tuck Kwong sekali lagi menjadi orang terkaya ketiga, meskipun kekayaan bersihnya hampir stagnan di angka 27 miliar dolar AS atau setara Rp432 triliun. Low Tuck Kwong adalah pemilik Bayan Resources miliknya, produsen batu bara terbesar keempat di Indonesia.

Daftar 10 orang terkaya di Indonesia

Berikut daftar 10 orang terkaya di Indonesia versi Forbes 2024:

Baca Juga: Daftar Menteri Ekonomi Terkaya di Kabinet Prabowo, Siapa Saja?

Harta kekayaan Hartono bersaudara naik Rp36 triliun

Dilansir Forbes, Jumat, (13/12/2024), kekayaan Hartono bersaudara naik 2,3 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp36,87 triliun (kurs Rp16.029 per dolar AS) menjadi 50,3 miliar dolar AS atau setara Rp806,3 triliun.

Kenaikan itu sebagian besar didorong oleh kenaikan saham Bank Central Asia (BCA), di mana Hartono adalah penguasa PT Dwimuria Investama Andalan, yang mengantongi 54,94 persen saham BCA.

Baca Juga: Elon Musk Jadi Orang Pertama di Bumi dengan Kekayaan Rp6.378 Triliun

Tau ga gan kalau ada seorang wanita yang menjadi istri dari kelima orang Pandawa? Siapa wanita beruntung -atau malah rugi- itu dan bagaimana kisahnya? ne ane coba kasi informasinya gan

Wanita itu adalah Dropadi atau Drupadi. Pada mulanya, Dropadi diberi nama "Kresna", merujuk kepada warna kulitnya yang kehitam-hitaman. Dalam bahasa Sanskerta, kata "Krishna" secara harfiah berarti gelap atau hitam. Lambat laun ia lebih dikenal sebagai "Dropadi" (ejaan Sanskerta: Draupadī), yang secara harfiah berarti "puteri Drupada". Nama "Pañcali" juga diberikan kepadanya, yang secara harfiah berarti "puteri kerajaan Panchala". Karena ia merupakan saudari dari Drestadyumna, maka ia juga disebut "Yadnyaseni" (Yajñasenī).

Dropadi adalah anak yang lahir dari hasil Putrakama Yadnya, yaitu ritual memohon anak dalam wiracarita Mahabarata. Diceritakan setelah Drupada dipermalukan oleh Drona, beliau pergi ke dalam hutan untuk merencanakan balas dendam. Lalu beliau memutuskan untuk mempunyai putra yang akan membunuh Drona, dan seorang putri yang akan menikah dengan Arjuna. Dibantu oleh resi Jaya dan Upajaya, Drupada melaksanakan Putrakama Yadnya dengan sarana api suci. Dropadi lahir dari api suci tersebut.

Dalam kitab Mahabharata versi India dan dalam tradisi pewayangan di Bali, Dewi Dropadi bersuamikan lima orang, yaitu Panca Pandawa. Pernikahan tersebut terjadi setelah para Pandawa mengunjungi Kerajaan Panchala dan mengikuti sayembara di sana. Sayembara tersebut diikuti oleh para kesatria terkemuka di seluruh penjuru daratan Bharatawarsha (India Kuno), seperti misalnya Karna dan Salya. Para Pandawa berkumpul bersama para kesatria lain di arena, namun mereka tidak berpakaian selayaknya seorang kesatria, melainkan menyamar sebagai brahmana. Di tengah-tengah arena ditempatkan sebuah sasaran yang harus dipanah dengan tepat oleh para peserta dan yang berhasil melakukannya akan menjadi suami Dewi Dropadi. Para peserta pun mencoba untuk memanah sasaran di arena, namun satu per satu gagal. Karna berhasil melakukannya, namun Dropadi menolaknya dengan alasan bahwa ia tidak mau menikah dengan putera seorang kusir. Karna pun kecewa dan perasaannya sangat kesal. Setelah Karna ditolak, Arjuna tampil ke muka dan mencoba memanah sasaran dengan tepat. Panah yang dilepaskannya mampu mengenai sasaran dengan tepat, dan sesuai dengan persyaratan, maka Dewi Dropadi berhak menjadi miliknya. Namun para peserta lainnya menggerutu karena seorang brahmana mengikuti sayembara sedangkan para peserta ingin agar sayembara tersebut hanya diikuti oleh golongan kesatria. Karena adanya keluhan tersebut maka keributan tak dapat dihindari lagi. Arjuna dan Bima bertarung dengan kesatria yang melawannya sedangkan Yudistira, Nakula, dan Sadewa pulang menjaga Dewi Kunti, ibu mereka. Kresna yang turut hadir dalam sayembara tersebut tahu siapa sebenarnya para brahmana yang telah mendapatkan Dropadi dan ia berkata kepada para peserta bahwa sudah selayaknya para brahmana tersebut mendapatkan Dropadi sebab mereka telah berhasil memenangkan sayembara dengan baik. Setelah keributan usai, Arjuna dan Bima pulang ke rumahnya dengan membawa serta Dewi Dropadi. Sesampainya di rumah didapatinya ibu mereka sedang tidur berselimut sambil memikirkan keadaan kedua anaknya yang sedang bertarung di arena sayembara. Arjuna dan Bima datang menghadap dan mengatakan bahwa mereka sudah pulang serta membawa hasil meminta-minta. Dewi Kunti menyuruh agar mereka membagi rata apa yang mereka peroleh. Namun Dewi Kunti terkejut ketika tahu bahwa putera-puteranya tidak hanya membawa hasil meminta-minta saja, namun juga seorang wanita. Dewi Kunti tidak mau berdusta maka Dropadi pun menjadi istri Panca Pandawa.

Pada saat Yudistira menyelenggarakan upacara Rajasuya di Indraprastha, seluruh kesatria di penjuru Bharatawarsha diundang, termasuk sepupunya yang licik dan selalu iri, yaitu Duryodana. Duryodana dan Dursasana terkagum-kagum dengan suasana balairung Istana Indraprastha. Mereka tidak tahu bahwa di tengah-tengah istana ada kolam. Air kolam begitu jernih sehingga dasarnya kelihatan sehingga tidak tampak seperti kolam. Duryodana dan Dursasana tidak mengetahuinya lalu mereka tercebur. Melihat hal itu, Dropadi tertawa terbahak-bahak. Duryodana dan Dursasana sangat malu. Mereka tidak dapat melupakan penghinaan tersebut, apalagi yang menertawai mereka adalah Dropadi yang sangat mereka kagumi kecantikannya. Ketika tiba waktunya untuk memberikan jamuan kepada para undangan, sudah menjadi tradisi bahwa tamu yang paling dihormati yang pertama kali mendapat jamuan. Atas usul Bisma, Yudistira memberikan jamuan pertama kepada Sri Kresna. Melihat hal itu, Sisupala, saudara sepupu Sri Kresna, menjadi keberatan dan menghina Sri Kresna. Penghinaan itu diterima Sri Kresna bertubi-tubi sampai kemarahannya memuncak. Sisupala dibunuh dengan Cakra Sudarsana. Pada waktu menarik Cakra, tangan Sri Kresna mengeluarkan darah. Melihat hal tersebut, Dewi Dropadi segera menyobek kain sari-nya untuk membalut luka Sri Kresna. Pertolongan itu tidak dapat dilupakan Sri Kresna.

Spoiler for Drupadi dihina:

Setelah menghadiri upacara Rajasuya, Duryodana merasa iri kepada Yudistira yang memiliki harta berlimpah dan istana yang megah. Melihat keponakannya termenung, muncul gagasan jahat dari Sangkuni. Ia menyuruh keponakannya, Duryodana, agar mengundang Yudistira main dadu dengan taruhan harta, istana, dan kerajaan di Indraprastha. Duryodana menerima usul tersebut karena yakin pamannya, Sangkuni, merupakan ahlinya permainan dadu dan harapan untuk merebut kekayaan Yudistira ada di tangan pamannya. Duryodana menghasut ayahnya, Dretarastra, agar mengizinkannya bermain dadu. Yudistira yang juga suka main dadu, tidak menolak untuk diundang. Adegan Dropadi ditelanjangi oleh Dursasana dalam sebuah lukisan tradisional dari daerah Punjab, dibuat sekitar abad ke-18. Yudistira mempertaruhkan harta, istana, dan kerajaannya setelah dihasut oleh Duryodana dan Sangkuni. Karena tidak memiliki apa-apa lagi untuk dipertaruhkan, maka ia mempertaruhkan saudara-saudaranya, termasuk istrinya, Dropadi. Akhirnya Yudistira kalah dan Dropadi diminta untuk hadir di arena judi karena sudah menjadi milik Duryodana. Duryodana mengutus para pengawalnya untuk menjemput Dropadi, namun Dropadi menolak. Setelah gagal, Duryodana menyuruh Dursasana, adiknya, untuk menjemput Dropadi. Dropadi yang menolak untuk datang, diseret oleh Dursasana yang tidak memiliki rasa kemanusiaan. Rambutnya ditarik sampai ke arena judi, tempat suami dan para iparnya berkumpul. Karena sudah kalah, Yudistira dan seluruh adiknya diminta untuk menanggalkan bajunya, namun Dropadi menolak. Dursasana yang berwatak kasar, menarik kain yang dipakai Dropadi, namun kain tersebut terulur-ulur terus dan tak habis-habis karena mendapat kekuatan gaib dari Sri Kresna yang melihat Dropadi dalam bahaya. Pertolongan Sri Kresna disebabkan karena perbuatan Dropadi yang membalut luka Sri Kresna pada saat upacara Rajasuya di Indraprastha.

Spoiler for Drupadi ditelanjangi:

Spoiler for Baju Drupadi tak habis-habis:

Dalam kitab Mahaprasthanikaparwa diceritakan, setelah Dinasti Yadu musnah, para Pandawa beserta Dropadi memutuskan untuk melakukan perjalanan suci mengelilingi Bharatawarsha. Sebagai tujuan akhir perjalanan, mereka menuju pegunungan Himalaya setelah melewati gurun yang terbentang di utara Bharatawarsha. Dalam perjalanan menuju ke sana, Dropadi meninggal dunia.

Dalam kitab Mahabharata versi aslinya, dan dalam tradisi pewayangan di Bali, suami Dropadi berjumlah lima orang yang disebut lima Pandawa. Dari hasil hubungannya dengan kelima Pandawa ia memiliki lima putera, yakni: Pratiwinda (dari hubungannya dengan Yudistira) Sutasoma (dari hubungannya dengan Bima) Srutakirti (dari hubungannya dengan Arjuna) Satanika (dari hubungannya dengan Nakula) Srutakama (dari hubungannya dengan Sadewa) Kelima putera Pandawa tersebut disebut Pancawala atau Pancakumara.

Dalam budaya pewayangan Jawa, khususnya setelah mendapat pengaruh Islam, Dewi Dropadi diceritakan agak berbeda dengan kisah dalam kitab Mahabharata versi aslinya. Dalam cerita pewayangan, Dewi Dropadi dinikahi oleh Yudistira saja dan bukan milik kelima Pandawa. Cerita tersebut dapat disimak dalam lakon Sayembara Gandamana. Dalam lakon tersebut dikisahkan, Yudistira mengikuti sayembara mengalahkan Gandamana yang diselenggarakan Raja Dropada. Siapa yang berhasil memenangkan sayembara, berhak memiliki Dropadi. Yudistira ikut serta namun ia tidak terjun ke arena sendirian melainkan diwakili oleh Bima. Bima berhasil mengalahkan Gandamana dan akhirnya Dropadi berhasil didapatkan. Karena Bima mewakili Yudistira, maka Yudistiralah yang menjadi suami Dropadi. Dalam tradisi pewayangan Jawa, putera Dropadi dengan Yudistira bernama Raden Pancawala. Pancawala sendiri merupakan sebutan untuk lima putera Pandawa. Terjadinya perbedaan cerita antara kitab Mahabharata dengan cerita dalam pewayangan Jawa karena pengaruh perkembangan agama Islam di tanah Jawa. Setelah kerajaan Majapahit yang bercorak Hindu runtuh, munculah Kerajaan Demak yang bercorak Islam. Pada masa itu, segala sesuatu harus disesuaikan dengan hukum agama Islam. Pertunjukan wayang yang pada saat itu sangat digemari oleh masyarakat, tidak diberantas ataupun dilarang melainkan disesuaikan dengan ajaran Islam. Menurut hukum Islam, seorang wanita tidak boleh memiliki suami lebih dari satu. Maka dari itu, cerita Dewi Dropadi dalam kitab Mahabharata versi asli yang bercorak Hindu menyalahi hukum Islam. Untuk mengantisipasinya, para pujangga ataupun seniman Islam mengubah cerita tersebut agar sesuai dengan ajaran Islam.

Spoiler for Drupadi dalam pewayangan Jawa:

Sekian dulu gan trit ane.

Jangan lupa di rate dan dikasi cendol ya gan kalau berkenan

Upload your creations for people to see, favourite, and share.

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Ksatria Pandawa 5 adalah serial televisi kolosal Indonesia produksi Genta Buana Paramita yang ditayangkan perdana 11 Agustus 2014 di Trans TV. Serial ini dibintangi oleh Rico Verald, Selvi Kitty, dan Ario Gumilang.[1][2][3][4]

TNI AL mengadakan pagelaran wayang orang dengan judul 'Pandawa Boyong'. Acara ini merupakan inisiasi langsung oleh Panglima TNI Laksamana Yudo Margono. Kegiatan sukses terlaksana pada hari Minggu kemarin

Laksamana Yudo hingga Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo turut tampil dalam pagelaran wayang orang 'Pandowo Boyong' yang digelar di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Minggu (15/1/2023) pukul 19.00-21.00 WIB. Dalam pagelaran itu, Laksamana Yudo Margono memerankan sosok Bima Sena. Sementara istrinya, Vero Yudo Margono, memerankan sosok Dewi Nagageni.

Sementara itu, Jenderal Sigit memerankan tokoh Prabu Puntadewa. Para Kepala Staf TNI juga ikut ambil bagian. KSAD Jenderal Dudung Abdurachman memerankan sosok Batara Guru, KSAL Laksamana Muhammad Ali memerankan Batara Baruna, dan KSAU Marsekal Fadjar Prasetyo akan memerankan Eyang Abiyasa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantas apa yang dimaksud dengan pagelaran wayang orang 'Pandawa Boyong'? Apa tujuan pagelaran wayang rang 'Pandawa Boyong'? Simak serba-serbinya berikut ini.

Pagelaran wayang orang adalah pertunjukan seni wayang orang, yang menjadi salah satu seni pertunjukan tradisional Jawa. Dalam pagelaran wayang orang, wayang yang dimaksud adalah dimainkan atau diperankan langsung oleh orang sebagai tokoh cerita wayang tersebut.

Sementara pagelaran wayang orang 'Pandawa Boyong' adalah pertunjukan seni wayang yang menceritakan tentang cerita atau kisah Pandawa Boyong. Kisah atau cerita Pandawa Boyong adalah cerita wayang yang menceritakan tentang perjuangan Pandawa Lima.

Kisah Pandawa Lima dalam cerita Pandawa Boyong ini mengajak kita sebagai bagian dari masyarakat untuk lebih memahami, menghayati, dan mengamalkan semangat serta nilai-nilai Pancasila yang diwakili oleh masing-masing sosok Pandawa Lima. Hal ini tentunya sekaligus dalam upaya pelestarian budaya nusantara.

Tujuan Pagelaran Wayang Orang 'Pandawa Boyong'

Terkait hal ini, Yudo menjelaskan, pagelaran wayang orang ini juga gabungan dari pelestari budaya Indonesia. Di antaranya adalah, Barata dan Sanggar Budaya Laskar Indonesia Pusaka, dengan jumlah pemain sekitar 400 orang.

Terkait hal ini, Laksamana Yudo menyebut, tujuan diadakannya pagelaran wayang orang ini juga untuk ikut merawat serta melestarikan budaya asli Indonesia, salah satunya adalah wayang orang. Sekaligus, kata Yudo, kegiatan ini merupakan wujud dan bukti dari terwujudnya sinergitas antara TNI, Polri dan seluruh elemen masyarakat.

"Sehingga dengan pagelaran ini harapan kita seluruh masyarakat yang nonton dapat terhibur juga dapat melestarikan budaya asli Indonesia, wayang orang," ujar Yudo.

Kesempatan yang sama, Kapolri Jenderal Sigit menceritakan awal mula dirinya diminta terlibat untuk tampil dalam pagelaran wayang orang tersebut. Ketika itu, Sigit mengaku mendapatkan undangan untuk ikut bergabung dalam pentas seni budaya tersebut oleh Panglima TNI.

Sigit pun mengapresiasi tergelarnya pagelaran wayang orang bertema 'Pandawa Boyong' ini. Oleh karenanya, Sigit juga mengajak beberapa personel Polri untuk ikut bergabung dalam kegiatan tersebut.

"Beberapa waktu yang lalu saya dapatkan undangan dari beliau (Panglima TNI) untuk ikut gabung dalam latihan persiapan pagelaran wayang orang yang diselenggarakan dengan tema 'Pandawa Boyong'. Tentunya, kami, sangat mengapresiasi undangan Pak Panglima. Karena itu kami juga mengajak beberapa personel Polri ikut bergabung dalam kegiatan pagelaran wayang orang," kata Sigit.

Lebih dalam, Sigit menegaskan, pagelaran wayang orang ini semakin membuktikan serta memperkokoh sinergitas dan soliditas TNI-Polri dalam menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Ini juga tentunya untuk semakin meningkatkan sinergitas dan soliditas TNI-Polri. Dan saya kira hari ini, pagelaran sangat luar biasa karena Pak Panglima, Kapolri, seluruh Kepala Staf dan teman-teman perwira tinggi lain dari semua angkatan ikut gabung. Ini sesuatu yang sangat luar biasa," papar Sigit.

Menurut Sigit, dengan pagelaran seni budaya pagelaran wayang orang 'Pandawa Boyong' ini, banyak makna filosofis yang bisa diambil hikmahnya untuk diimplementasikan. Mulai dari nilai luhur, sikap ksatria, hingga jiwa kepemimpinan.

"Tentunya mudah-mudahan sinergitas TNI-Polri ini betul-betul bisa semakin memperkokoh program-program kebijakan dari Negara dari Pemerintah dalam rangka mengawal, mendukung dan mensejahterakan serta membangun Indonesia menjadi lebih baik dan sejahtera," ucap Sigit.

Lihat video 'Aksi Panglima TNI hingga Kapolri Main Wayang Orang ' Pandawa Boyong'':

[Gambas:Video 20detik]

100%100% menganggap dokumen ini bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai bermanfaat

0%0% menganggap dokumen ini tidak bermanfaat, Tandai dokumen ini sebagai tidak bermanfaat

Wayang Pandawa 5 ini adalah replika dari Wayang klithik yang merupakan salah satu kekayaan warisan budaya Indonesia.

Cerita pewayangannya mirip dengan Wayang Golek dari Jawa Barat yang berbentuk boneka, Perbedaannya adalah wayang klitik terbuat dari kayu berbentuk pipih seperti wayang kulit.

Souvenir Premium Wayang Gunungan Pandawa 5 Logam Stage Kayu ini terbuat dari bahan Alumunium, dengan stage kayu finishing Doff. Plat tulisan dari kuningan / Plat Gravo.

P. 32 cm | L. 7 cm | T. 25 cm

Hardbox Batik Exclusif

Free Costum Tulisan & Logo (PreOrder min 3-4 minggu)

Free Ongkir Japan, (Malaysia, Korea Hongkong silahkan Chat Admin)

nb : Untuk Harga & pengiriman di luar Japan silahkan chat admin Via Wa ( +6287777130192 )

Jakarta, IDN Times - Forbes merilis daftar terbaru orang terkaya di Indonesia tahun ini. Dalam daftar terbarunya, kakak-beradik Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono kembali ke posisi puncak.

Dalam daftar orang terkaya Indonesia yang terakhir dirilis Forbes pada Maret 2024 lalu, peringkat pertama masih ditempati pemilik Grup Barito Pacific, Prajogo Pangestu. Kini, Prajogo turun peringkat ke posisi kedua.